Senin, 03 Juni 2013


Manajemen Shalat


Manfaat shalat apabila kita kembangkan betul-betul, sangat luar 
biasa dan canggih dibandingkan dengan yoga. Sayang sekali tidak ada 
universitas yang sengaja mengembangkan teknik gerakan shalat ini, 
apalagi yang mempelajari manajemen yang terkandung dalam bacaan 
shalat. Coba kita pikirkan, kenapa manajemen yang terkandung dalam 
shalat sangatlah canggih? 
· Doa Iftitah, yang kita ucapkan lima kali sehari, sebetulnya 
sama dengan mission statement kalau kita belajar manajemen strategi. 
Misi hidup yang manalagi yang lebih canggih dibandingkan dengan 
hanya mendapatkan keridhaan Allah, tidak musyrik dan menjalankan 
perbuatan islami? 
· Al Fatihah, yang diucapkan minimal 17 kali sehari, merupa-
kan objective statement. Tujuan hidup yang mana lagi yang lebih 
canggih dibandingkan dengan hidup di jalan yang lurus, yaitu jalan 
kebaikan seperti yang diperoleh para nabi dan rasul? 
· Ayat-ayat lainnya setelah Al Fatihah merupakan petunjuk 
pelaksanaan dan pengendalian setelah selesai shalat untuk 
diaplikasikan dalam kehidupan . 


Sebenarnya, Allah mengajarkan kita bagaimana menggunakan manajemen 
yang canggih sehingga menjadi kebiasaan yang efektif dan efesien dan 
dapat dilakukan tanpa harus sekolah MBA atau bahkan S3 sekalipun. 


2. Rahasia Shalat Tepat Waktu 
Mari kita lihat salah satu waktu shalat, yaitu Maghrib. 
1. Maghrib hanya sebentar, terjadi perubahan Macro cosmis/ Sistem 
elektrik jagat raya, (manusia adalah miniatur dari alam semesta/ 
jagad raya) medan magnet tubuh kita akan ter-pengaruh. Ada sistem 
saraf yang otomatis diaktifkan jika kita khusuk melakukan gerakan 
shalat dan ini timing yang tepat dan sangat bermanfaat. 
2. Pada saat yang bersamaan dengan arah yang sama bacaan shalat 
tersebut memancarnya frekuensi radio yang dapat menggetar-kan sistem 
pengabulan doa jika syarat doa terpenuhi. 
3. Shalat subuh, zhuhur, dan ashar pun juga demikian. 


Kenapa Shalat Tahajud Malam Hari? 
1. Cuaca pada malam hari biasanya dingin atau lembab, banyak lemak 
jenuh yang melapisi saraf kita menjadi beku. Sehingga kalau tidak 
segera digerakkan, sistem pemanas tubuh tidak aktif, saraf menjadi 
kedinginan, bahkan kolesterol dan asam urat berubah menjadi 
pengapuran. 
2. Saluran kelebihan uap air dari paru-paru ke ginjal yang ada di 
bagian belakang tubuh kita, kalau terlalu lama tidur akan tergencet 
berat tubuh kita sehingga menyebabkan paru-paru menjadi lembab dan 
saluran tersebut tersumbat. Saraf di belikat akan tersalut 
pengapuran. Kalau dibiarkan lama, akan menyebabkan paru-paru basah, 
dan ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan sel paru-paru 
membusuk. 
3. Jadi, memang shalat malam itu lebih baik daripada tidur. 
Kebanyakan tidur malah jadi penyakit. Bukan lamanya masa tidur yang 
diperlukan oleh tubuh kita melainkan kualitas tidur. Dengan shalat 
malam, kita akan dapat mengendalikan urat tidur kita. 
4. Tidur di kasur yang empuk akan menyebabkan urat saraf yang 
mengatur tekanan ke bola mata tidak mendapat tekanan yang cukup 
untuk memulihkan posisi saraf mata kita. Tidur dengan bantal yang 
tebal atau tinggi akan menyebabkan posisi klep jantung kita menjadi 
miring. Dalam jangka lama akan menyebabkan klep jantung kurang 
fungsional. 


3. Gerakan Shalat Khusuk 
Coba simak Al Baqarah 45. 
1. Minta tolong kepada Allah dengan Sabar dan Shalat 
2. Shalat itu Berat sekali, kecuali dilakukan dengan Khusuk 


Dalam Al Fatihah, kita memohon hanya kepada Allah. Dan yang kita 
minta itu adalah jalan kebaikan, cara hidup yang lurus, yang 
bermanfaat, yang menghasilkan nikmat seperti yang pernah dicontohkan 
oleh para rasul dan nabi. Pertolongan itu akan diberikan sedikit 
demi sedikit sesuai kebutuhan, tapi harus sabar dan shalat 
(gerakannya dan aplikasi makna bacaannya). 


Shalat yang betul yang berbuah pertolongan tersebut berat sekali 
dilakukan. Walaupun begitu, lama-lama akan tidak terasa berat bagi 
orang yang serius dan mengerti manfaatnya. 


Kalau kita menganggap bahwa shalat adalah manajemen hidup kita maka 
minimal dia terdiri dari tiga unsur yang utuh/ sistemik. Ketiga 
unsur tersebut adalah Gerakan, Inti Bacaan, dan Aplikasi Shalat 
dalam kehidupan. 


Bagian ke dua ayat di atas menyatakan bahwa shalat itu berat sekali. 
Apa maksudnya? Maksudnya adalah gerakan shalat yang akan membetulkan 
posisi atau mengaktifkan sistem saraf di tubuh kita sangat berat 
dilakukan. Walaupun berat sekali, tetapi dapat dilakukan oleh orang 
yang mengerti manfaat, serius, dan sabar hingga menghasilkan manfaat 
berupa perbaikan sistem saraf di tubuhnya. 


Coba pikirkan, jika cara gerakan shalat kita asal-asalan apakah ada 
urat saraf yang dibetulkan? Apakah betul pintu oksigen ke otak akan 
terbuka? Apakah ada tuas sistem keringat akan tertarik? Apakah 
maksimal manfaat gerakan shalat itu untuk perbaikan sistem saraf di 
tubuh kita. Kalau begini yang kita lakukan jelas bertentangan dengan 
ayat Allah, Al Baqarah 45, dan celakanya kita akan tergolong orang 
yang lalai dalam shalatnya. Pantas, pertolongan tidak datang kepada 
kita, dan membikin kita jadi tidak sabar lalu cari jalan pintas, 
jadilah kita kufur, musyrik, munafik, melintir ayat dan kita jadi 
makhluk yang buruk yang menurun kepada generasi berikutnya dan tidak 
terasa kalau kita telah berdosa besar kepada generasi berikutnya. 


Dahulu, waktu pertama kali shalat diperkenalkan oleh Rasul, betul 
bahwa dengan asal gerak saja akan dapat langsung menggetarkan sistem 
saraf di tubuh kita. Tapi waktu itu saraf manusia belum tercemar 
oleh kolesterol, asam urat, gula darah, dan pengapuran. Udara belum 
tercemar oleh karbon monoksida atau efek rumah kaca belum terjadi, 
bahkan diyakini mereka tidak merokok, badan mereka sering 
berkeringat, belum ada kerja kantoran yang duduk di belakang meja. 
Coba sekali lagi kita pikirkan, kondisi sekarang, terutama di negara 
kita sebaliknya, makan jeroan, gorengan, nasi kebanyakan, purin 
kebanyakan, lalapan mentah plus terasi, gemar merokok, asap knalpot 
di mana-mana, air tercemar polusi limbah pabrik kimia, makan obat 
kimia atau anti biotik, senang korupsi, percaya dukun, dan ¡jajan¢ 
di lokalisasi. Kita ini negara yang terbesar di dunia yang mengaku 
beragama Islam. Tetapi, kenapa kerusakan terjadi di mana-mana? Coba 
jawab sendiri! 


Bagaimana kita dapat hijrah dan jihad terhadap lingkungan yang 
seperti ini? Mari kita sama-sama mempelajari, melaksanakan dengan 
utuh shalat yang menghasilkan manfaat, dan jadikan shalat ini 
manajemen hidup kita. rubah diri kita sendiri, lakukan perbuatan 
yang baik-baik saja, orang lain akan mengikuti kita untuk berbuat 
baik. 


Ayat di atas jangan diplintir menjadi : Sesungguhnya Shalat Khusuk 
itu serat sekali atau Khusuk dalam shalat itu berat sekali! 


Plintiran seperti ini akan menyesatkan sekali, karena kita dapat 
nenganggap bahwa karena khusuk itu berat sekali dilakukan dan nyaris 
tidak mungkin, jadilah dia asal shalat, malas shalat, bahkan tidak 
shalat. 


Pengertian khusuk di sini jangan diplintir menjadi: Khusuk adalah 
shalat yang tidak melakukan gerakan di luar tata tertib standard. 
Marilah kita gunakan pikiran kita dan dapatkanlah manfaat dari 
setiap gerakan shalat yang membetulkan sistem saraf di tubuh kita. 
Kita meski malu kepada diri kita sendiri kalau kita asal shalat atau 
tidak shalat. Sadarlah bahwa shalat itu adalah manajemen hidup yang 
terbaik yang diajarkan oleh Allah yang Maha Tahu dan memiliki 
seluruh alam semesta beserta isinya termasuk diri kita sendiri. 
Sebenarnya, shalat adalah obat segala penyakit dan 
pertanggunganjawab hidup atau kualitas hidup. Kesehatan jiwa dan 
raga, sebenarnya, tergantung kualitas shalat kita. Sesungguhnya 
shalatku, amal ibadah dan perbuatan sepanjang hidupku sampai aku 
mati adalah untuk mendapatkan keridhaan Allah saja! Dan aku tidak 
akan berbuat musyrik. Coba teguhkan ikrar atau sumpah kehidupan kita 
yang setiap hari minimal lima kali diucapkan pada permulaan shalat. 
Ini adalah mission statement yang terbaik menurut aturan Allah, 
sebelum kita menyatakan tujuan hidup (objective statement) dalam Al 
Fatihah, yaitu hidup di jalan yang lurus. 


4. Hubungan Makanan, Pakaian, dan Pijat 
Sebenarnya, kalau kita shalatnya di daerah berhawa panas seperti 
Arab dan rutin dilakukan semenjak kecil, tidak makan jeroan, sering 
berkeringat, tepat waktu, tepat bacaan, tepat gerakan, banyak minum 
air mineral dengan pakaian longgar dijamin tidak perlu dipijat. Hal 
ini dimaklumi karena tubuh selalu lentur, kolesterol/asam urat 
selalu terbakar, cairan tubuh selalu dibilas. Pantas orang Arab yang 
di Arab kuat tubuhnya. Tapi setelah di Indonesia , makan banyak nasi 
dan jeroan, kurang berkeringat, pakaian sempit, jadi loyo juga. Ini 
pengalaman nara sumber saat memijat orang Arab yang sudah lama di 
Indonesia. 


Nah, bagaimana dengan kita yang di Indonesia yang kebanyakan makan 
nasi, jeroan, lalapan + terasi, jarang shalat dari kecil, udara 
sejuk, jarang keringat, banyak merokok, makan antibiotik, makan 
paracetamol, bahkan alkohol, sering ke dukun, berbuat musyrik, 
kufur, munafik, mengembangkan riba, melokalisasi prostitusi, 
melintir ayat, berbuat khianat? Tentu dan dapat dipastikan banyak 
lemak jenuh dan asam urat, pengapuran di tubuhnya, banyak saraf yang 
terjepit bahkan mati rasa sehingga mengakibatkan banyak penyakit dan 
sakit-sakitan. 


Coba kita lihat, 90% negara ini mengaku beragama Islam, tetapi 
kenapa urutan keempat terkorup di dunia? Coba lihat, 90 % mungkin 
pemimpinnya yang Islam sudah naik haji, kenapa pimpinan DPR pun 
disangka korupsi? Padahal, makna haji adalah kesempurnaan keimanan, 
jangan hanya merasa bahwa pergi haji itu karena diundang oleh Allah, 
padahal pulang haji malah menumpuk kekayaan. Malu kita kepada 
golongan yang kafir. Kalau demikian, betul dong bahwa Islam dirusak 
oleh orang yang beragama Islam sendiri. Malu-maluin aja!!! 


5. Kebiasaan Tidak Islami Merusak Saraf 
Karena parahnya kerusakan di tubuh kita akibat kebiasaan yang tidak 
islami (tidak sehat dan selamat dunia-akhirat) , maka untuk 
membongkar sumbatan, memperbaiki kelenturan tubuh, memperbaiki urat 
saraf dan aliran darah, tidak dapat dilakukan hanya dengan shalat 
apalagi kalau hanya asal shalat. Di sinilah kita harus mengembangkan 
teknik yang sederhana tapi mendasar dalam pengobatan ini. Jadi, 
sekarang setelah sadar dengan adanya tanda-tanda kerusakan dan itu 
jelas akibat perbuatan kita yang melanggar aturan terbaik atau 
melaksanakan aturan dengan tidak utuh, mari kita sam-sama bertobat 
dan berobat dengan mengembangkan dan mengimplementasikan teknik 
gerakan shalat dan berwudhu, tanpa menggunakan lagi obat kimia yang 
ditelan bulat-bulat, supaya hidup kita menjadi hemat, selamat di 
dunia dan di akhirat. 


Sayang sekali, negara yang potensi alamnya sangat kaya ini, malah 
rakyatnya makin melarat, akibat ulah pemimpin keparat yang 
bersekongkol dengan konglomerat. Negara tetangga kita pun sampai 
hati mengusir dan memulangkan sekitar 450.000 tenaga kerja dari 
negara kita. Mau ditaruh di mana muka ini? Alangkah menyedihkan, 
coba lihat Ibu Kota Jakarta yang kita banggakan, hampir saja nyaris 
tenggelam. 


Kesimpulan 
1. Shalat: "Ilmu kesehatan yang fundamental (mendasar)" 
2. Rukuk dan Sujud: "Kebutuhan fundamental setiap manusia" 
3. Aplikasi Shalat dalam Prilaku: "Pondasi/sistem kehidupan yang 
terbaik" 
4. Tobat, Shalat & Pijat : "Pengobatan yang fundamental" 
5. Persepsi yang keliru: 
a. Obat = " Sesuatu yang dimakan/ditelan" 
b. Kalau sakit berobatlah ke dokter 
c. Paracetamol, anti biotik, pembunuh rasa sakit = Obat 
6. Menuju kemenangan tidak sama dengan memperoleh kemenangan. 
7. Dosa = Penyebab tidak langsung penyakit 
8. Rasa Linu, Sakit Dipijit, Mati Rasa = Tanda-tanda ada penyakit 
9. Puasa = Berwudhu jiwa dan raga 
10. Keadilan Allah terkait prilaku kita 
11. Akhirat = Setiap Saat, Akhirat yang Paling Akhir= Matinya 
seseorang = Kiamat kecil, Hancurnya Alam Semesta = Kiamat Besar 
12. Kemenangan Besar = Sehat Jiwa & Raga, Rejeki Halal=Surga di 
dunia diperoleh jika sabar, waspada, takwa, shalat & zakat.